Gejolak Harga Emas Pasca Kesepakatan Dagang AS-China

by -79 Views
Analisis Mendalam: Gejolak Harga Emas Pasca Kesepakatan Dagang AS-China

Analisis Mendalam: Gejolak Harga Emas Pasca Kesepakatan Dagang AS-China

Harga emas, sebagai aset safe haven, selalu menjadi barometer ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Pada bulan April 2025, emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$3.500,05 per troy ounce 17, didorong oleh eskalasi perang dagang AS-China dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Namun, pada 12 Mei 2025, harga emas anjlok 3% menyusul pengumuman kesepakatan sementara kedua negara untuk memangkas tarif impor 1410. Artikel ini akan mengupas dinamika di balik volatilitas harga emas, faktor pendorong, serta proyeksi ke depan dalam konteks perdagangan global yang terus berubah.

Latar Belakang Kesepakatan AS-China

Kesepakatan sementara AS-China, yang diumumkan pada 12 Mei 2025, mencakup:

  1. Pemotongan tarif AS dari 145% menjadi 30% untuk produk impor China.
  2. Penurunan tarif China dari 125% menjadi 10% untuk produk AS 1410.
  3. Masa berlaku 90 hari untuk memberi ruang negosiasi lebih lanjut 27.

Kesepakatan ini menjadi titik terang setelah bulan-bulan sebelumnya diwarnai ketegangan, termasuk larangan impor pesawat Boeing oleh China dan sanksi AS terhadap perusahaan teknologi seperti NVIDIA 9. Langkah ini memicu optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi global, sehingga investor beralih dari aset safe haven ke instrumen berisiko seperti saham dan mata uang dolar AS 27.

Faktor Pendorong Penurunan Harga Emas

  1. Pergeseran Sentimen Investor
  • Menguatnya dolar AS: Indeks dolar AS melonjak 1,17% ke level tertinggi dalam sebulan, membuat emas—yang diperdagangkan dalam dolar—lebih mahal bagi investor non-AS 1414.
  • Rally saham global: Indeks S&P 500 naik 3,3%, Nasdaq melonjak 4,4%, dan pasar Eropa-Asia menguat, mengalihkan aliran modal dari emas 27.
  1. Reduksi Ketidakpastian Kebijakan
  • Kesepakatan tarif mengurangi risiko trade war yang sebelumnya mendorong permintaan emas sebagai lindung nilai. Analis BullionVault, Adrian Ash, menyatakan bahwa emas “rentan terhadap pembalikan” setelah respons berlebihan terhadap gejolak politik bulan sebelumnya 14.
  1. Tekanan Teknis di Pasar
  • Harga emas gagal menembus level resistensi US3.350∗∗,dengantitikkritisdi∗∗US3.350∗∗,dengantitikkritisdi∗∗US3.250 dan US$3.275 110. Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, menekankan bahwa emas kehilangan momentum teknis jangka pendek 410.
  • Volume perdagangan harian emas turun ke 991,38 juta USD, mencerminkan berkurangnya minat spekulatif 3.

Konflik antara Sentimen Jangka Pendek dan Proyeksi Jangka Panjang

  1. Faktor Penekan Harga (Bearish)
  1. Kebijakan Moneter AS:
    • Data inflasi AS (CPI) yang dirilis pada 13 Mei 2025 menjadi kunci untuk memprediksi arah suku bunga The Fed. Jika inflasi terkendali di sekitar 3% 3, The Fed mungkin mempertahankan suku bunga 4,5%, mengurangi daya tarik emas sebagai aset non-yielding 313.
    • Penguatan dolar AS juga diproyeksikan berlanjut seiring aliran modal ke pasar obligasi AS 14.
  2. Stabilitas Geopolitik:
    • Meredanya ketegangan di Timur Tengah dan kemajuan negosiasi AS-India-Jepang turut menekan permintaan emas 13.
  1. Faktor Pendukung Harga (Bullish)
  1. Proyeksi Inflasi Global:
    • Meskipun inflasi AS turun, tekanan inflasi di Eropa dan Asia tetap tinggi. Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ) diperkirakan mempertahankan kebijakan moneter longgar, mendukung harga komoditas 39.
  2. Permintaan Fisik Emas:
    • Lonjakan permintaan emas fisik di China dan India—konsumen terbesar dunia—tercatat naik 15% pada Q1 2025 6. Kelangkaan pasokan fisik akibat permintaan ini berpotensi mendongkrak harga 9.
  3. Proyeksi Analis:
    • Beberapa analis, seperti Lukman Leong, memprediksi harga emas bisa mencapai US$4.000/ons pada 2025 jika perang dagang kembali memanas 9.
    • LiteFinance memperkirakan kenaikan bertahap hingga US$5.194/ons pada 2030 3.

Analisis Teknis dan Level Kunci

Berdasarkan data dari LiteFinance 3:

  • Support Level:
    • US$3.200: Psikologis penting setelah penurunan 12 Mei.
    • US$3.077,76: Target konservatif jika tekanan jual berlanjut.
  • Resistance Level:
    • US3.250–US3.250–US3.275: Titik kritis untuk pemulihan jangka pendek.
    • **US3.350∗∗:PenembusanlevelinibisamemicurallymenujuUS3.350∗∗:PenembusanlevelinibisamemicurallymenujuUS3.500 110.

Pola candlestick mingguan menunjukkan pembentukan Three White Soldiers (sinyal bullish) di kisaran US2.588,61–US2.588,61–US2.767,08, tetapi diikuti Doji yang mengindikasikan keraguan pasar 3. Indikator RSI (67) dan MACD (positif tetapi melemah) menyarankan koreksi lebih dalam sebelum rebound 3.

Dampak Kebijakan The Fed dan Data Ekonomi AS

  1. Data CPI dan PPI:
    • Laporan inflasi AS menjadi penentu utama apakah The Fed akan memangkas suku bunga. Penurunan inflasi ke 2,4% pada Maret 2025 9 memberi ruang untuk kebijakan lebih lunak, yang biasanya mendukung emas.
  2. Penjualan Ritel dan Pengangguran:
    • Data lemah dapat meningkatkan ketakutan resesi, mengembalikan minat ke emas. Sebaliknya, data kuat akan memperkuat dolar 410.

Skenario Pasar dan Rekomendasi Strategi

Skenario 1: Pemulihan Harga Emas

  • Kondisi: Jika kesepakatan AS-China gagal diperpanjang setelah 90 hari atau ketegangan geopolitik (misalnya di Taiwan) meningkat.
  • Target Harga: US3.500–US3.500–US3.720 39.
  • Strategi: Akumulasi emas fisik atau ETF seperti SPDR Gold Shares (GLD).

Skenario 2: Koreksi Lanjutan

  • Kondisi: Penguatan dolar AS berlanjut dan The Fed menaikkan suku bunga.
  • Target Harga: US3.000–US3.000–US3.077 314.
  • Strategi: Short position via kontak berjangka atau opsi put.

Rekomendasi untuk Investor

  1. Pantau Level Teknis: Gunakan stop-loss di US3.200∗∗dan∗take−profit∗di∗∗US3.200∗∗dantakeprofitdi∗∗US3.350 3.
  2. Diversifikasi: Alokasikan 10–15% portofolio ke emas untuk mitigasi risiko 6.
  3. Lindung Nilai: Pertimbangkan opsi hedging dengan mata uang safe haven seperti yen Jepang atau franc Swiss 27.

Kesimpulan

Penurunan harga emas pasca kesepakatan AS-China mencerminkan dinamika kompleks antara sentimen pasar, kebijakan moneter, dan geopolitik. Meski tekanan jangka pendek dominan, faktor struktural seperti inflasi global, permintaan fisik, dan ketegangan yang belum terselesaikan berpotensi mengembalikan emas ke tren bullish. Investor perlu tetap waspada terhadap data makro dan kesiapan untuk beradaptasi dengan perubahan kebijakan yang cepat.

Daftar Sumber:

  • Bisnis.com 110
  • Kompas.com 213
  • LiteFinance 3
  • Kontan.co.id 469
  • Liputan6.com 7
  • Herald.id 14

BACA JUGA : Analisis Pergerakan Harga Emas di Bulan Mei 2025

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.